Thursday, June 19, 2014

Dolly Di Tutup, Lampung Siaga Satu

Dolly Di Tutup, Lampung Siaga Satu - Kota Bandarlampung wajib waspada. Pasalnya, kota ini disebut-sebut bakal menjadi salah satu lokasi tujuan para eks penghuni lokalisasi Dolly, Surabaya, yang resmi ditutup kemarin (18/6). Untuk membuktikan, Radar Lampung mengunjungi Kampung Telukharapan, Kelurahan Panjang Selatan, Bandarlampung, yang selama ini kerap disebut sebagai red zone di kota ini, kemarin.


Suasana mendung menyambut Radar saat menyambangi wilayah yang telah menjadi lokalisasi sejak era 1970-an ini. Pada masa kejayaannya, tempat ini menampung ratusan pekerja seks komersial (PSK). Tanpa malu-malu, transaksi seks terjadi di tempat ini. Ketika Radar masuk, beberapa PSK sudah terlihat. Tampilan mereka tetap seksi, meski hari masih siang.

Ketua RT 03 Dwi Prastyo (44), tidak menampik bahwa besar kemungkinan para PSK eks Dolly akan berpindah ke Lampung. ’’Ini bisa dilihat dari para PSK yang sudah menetap di sini sebelumnya,” katanya.

Sebab, berdasarkan pengetahuannya, banyak PSK yang kini menetap berasal dari Pulau Jawa. ’’Tapi, di RT 03 ini sejak sebulan terakhir belum ada warga baru yang datang ke sini. Bahkan ada penurunan. Para PSK di sini sudah mulai berkurang. Tidak seperti dulu,” katanya kemarin.

Selama ini, menurut Dwi, para PSK mendapat surat keterangan domisili sementara karena jarang sekali ada PSK yang menetap lama. Surat ini diberikan tiga bulan sekali dan dapat diperpanjang.

Kondisi serupa juga terjadi di RT 04. Ketua RT Setiadi (45) mengaku, ada 18 orang baru dalam kurun dua bulan terakhir. Namun, warga baru itu bukan PSK, melainkan para buruh. Mereka bekerja sebagai buruh proyek di beberapa perusahaan yang ada di Panjang. ’’Sejauh ini, saya belum menerima PSK baru untuk tinggal di RT 04. Kalau ada, saya pasti tahu,” katanya.

Pernyataan serupa juga dilontarkan Ketua RT 02 Hi. Sukirman (52). ’’Selama dua bulan terakhir, saya belum menerima warga baru untuk mengontrak atau tinggal di sini,” katanya.

Sementara Lurah Panjang Selatan Erwansyah saat dikonfirmasi mengaku akan memperketat pengawasan di lokalisasi untuk mengantisipasi warga pindahan dari eks Dolly.

Diketahui, tak kurang dari 2 ribu pasang mata menjadi saksi deklarasi penutupan lokalisasi Dolly-Jarak tadi malam (18/6). Deklarasi itu menandai awal perwujudan rencana besar Pemkot Surabaya untuk menutup lokalisasi yang pernah disebut sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara tersebut secara tuntas.

     Pemkot Surabaya masih memberikan waktu hingga lima hari ke depan atau hingga Senin (23/6) bagi mucikari dan PSK untuk mengambil dana kompensasi. Sebab, setelah itu pemkot tidak akan segan-segan lagi menindak mereka yang masih nekat membuka bisnis prostitusi di lokalisasi yang masuk Kelurahan Putatjaya, Kecamatan Sawahan, tersebut.

     Deklarasi yang berlangsung di Gedung Islamic Center, Jalan Raya Dukuh Kupang, itu dihadiri Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, dan Kapolda Jatim Irjen Unggung Cahyono. Mereka turut menjadi saksi ketika 107 warga Putatjaya menandatangani deklarasi penutupan sentra prostitusi Dolly.

Ada empat poin utama dalam deklarasi yang selesai dibacakan pukul 19.43 WIB itu. Yakni warga menyepakati kawasan Putatjaya bebas prostitusi; alih profesi di bidang lain yang sesuai dengan tuntunan agama dan peraturan; mendukung penindakan tegas terhadap para pelaku trafficking atau perdagangan orang; serta siap membangun kawasan Putatjaya menjadi daerah yang lebih aman, maju, dan makin baik dengan bimbingan pemerintah.

 Sementara itu, berdasar pantauan Jawa Pos (grup Radar Lampung), suasana deklarasi penutupan Dolly berlangsung khidmat tadi malam. Itu jauh berbeda dengan situasi pada siangnya.

Mengetahui 18 Juni kemarin sebagai hari penentuan nasib Dolly, warga sekitar lokalisasi yang menolak penutupan Dolly all out menunjukkan penentangannya. Pada Rabu (18/6) sekitar pukul 06.30 WIB, sejumlah warga terlihat sudah mendatangi Jalan Girilaya yang menjadi akses masuk utama ke lokalisasi Dolly. Pemuda dan sejumlah orang dewasa yang mengenakan kaus hitam bertulisan menolak penutupan lokalisasi memblokade jalan itu.

     Pengerahan massa yang menolak penutupan lokalisasi itu juga terjadi di kawasan sekitar Islamic Center, tempat deklarasi, sekitar pukul 09.00 WIB. Sekitar 30 orang berorasi di tengah jalan yang dekat dengan Islamic Center. Tapi, aksi itu tak sampai 20 menit. Polisi berhasil membujuk mereka agar mundur hingga menjauh dari jalan utama.

    Beruntung, bentrokan lebih besar bisa terhindarkan. Kapolsek Sawahan Kompol Manang Soebeti langsung mendatangi warga. Dia menjelaskan perkara yang sebenarnya. Yakni seratus anggota Dalmas Polda Jatim itu justru ingin mengamankan lokasi. Sebab, ada informasi massa yang pro penutupan akan datang ke Dolly-Jarak. "Ini untuk antisipasi. Mereka kami tempatkan di kantor Kelurahan Putatjaya," ujar Manang.

Source : http://www.radarlampung.co.id
Title: Dolly Di Tutup, Lampung Siaga Satu; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment